Rabu, 10 Oktober 2018

Pengalaman di Gunung Puntang

             Tepat satu pekan lalu saya dan teman- teman saya dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung berangkat ke Taman wisata alam Gunung Puntang mengendarai sepeda motor. Kami berangkat ke Gunung Puntang dalam rangka acara berlibur jurusan kampus. Kami berada  di Taman wisata alam Gunung Puntang selama 3 hari 2 malam. Di sela-sela kegiatan tersebut kami menyempatkan untuk melepas penat.

            Untuk tempat menginap sendiri kami mendirikan tenda di camping ground yang telah disediakan. Lokasi camping ground (area berkemah) yang kami dirikan berada dekat Gua Belanda dan sisa-sisa bangunan peninggalan sejarah. Suasana yang bisa dikatakan sangat jauh berbeda dengan suasana perkotaan. Di sini kami bisa terbebas dari hiruk pikuk kota metropolitan. Alam yang sejuk membuat pikiran tenang dan sesekali termenung mengagumi keindahan alam yang tersaji di sini.

            Ditemani suara kicauan burung yang saling bersahutan serta suara owa, kami berkeliling di Taman wisata alam Gunung Puntang. Tiupan angin dari pepohonan yang rindang dan juga tinggi dapat membuat badan kita terasa sejuk  Namun ada hal aneh yang bisa ditemukan di sini dan bisa membuat kita menggeleng-gelengkan kepala. Bahkan hal aneh tersebut bisa kita jadikan bahan gurauan. 

            Betapa tidak, di dekat area camping ground yang kami tempati, tepatnya di belakang sisa-sisa bangunan sejarah terdapat jajaran kloset jongkok. Ya, hal ini cukup aneh, karena jajaran kloset jongkok tersebut dibiarkan terbuka tanpa penutup dan pembatas seperti halnya fasilitas MCK (mandi cuci kakus).  Entah karena pembangunan toilet umum yang belum tuntas atau karena memang (ada) unsur kesengajaan dari pihak terkait untuk ‘hiburan’ para pengunjung atau bahkan. Sekali lagi hal ini membuat kami tidak habis pikir.

            Baik, hal aneh di atas yang saya ceritakan hanya untuk pengantar saja. Hanya sedikit dari banyak  pengalaman dan hal yang saya dan teman –teman saya alami selama berada di Gunung Puntang. Selanjutnya saya ceritakan  apa saja yang saya dan teman-teman saya lakukan selama berada di sana. 
 
            Hari pertama  kami berada di Taman wisata alam Gunung Puntang, kami mendirikan tenda terlebih dahulu. Karena kalau tidak mendirikan tenda, kami mau tidur di mana. Setelah tuntas mendirikan tenda kami menyiapkan makan untuk makan siang . Kebetulan kami tiba di sana seusai ibadah sholat jum’at.
           
            Ya, seperti biasa makanan yang kami masak adalah mie rebus ditemani nasi dan telur. Memang hanya itu yang bisa kami makan selama berada di sana. Karena tidak mungkin juga jika kami harus membawa bahan-bahan masakan untuk membuat makanan yang bercita rasa restoran seperti ayam goreng dan pizza.Kalaupun kami ingin makanan tersebut kami harus mencarinya ke luar taman wisata alam. Kalaupun menggunakan jasa antar makanan berbasis transportasi online mana ada yang mau mengantarkannya ke sini.
           
            Untuk tempat peralatan memasaknya kami membawa  wajan kecil, kompor kecil, gas 3 kg, baskom kecil dan sodet. Untuk berjaga-jaga jikalau gas habis kami juga sudah membawa kayu bakar atau potongan-potongan ranting dan batang pohon yang biasa disebut suluh dalam Bahasa Sunda. Untuk minum sendiri kami membawa sekitar 20 botol.

            Masih di hari pertama, sore harinya kami berkeliling di sekitar area Taman wisata alam Gunung Puntang. Ya, sama seperti kita, di sana juga banyak para pengunjung beserta keluarganya yang berkemah dan ada juga dari anak-anak pramuka. Di tengah-tengah perjalanan juga kami mampir dulu ke warung untuk sekadar beristirahat sejenak dan mengisi perut. Ya, walaupun harga beberapa makanan ataupun minuman yang dijual di warung-warung di sana ‘agak’ mahal, tapi cukuplah memenuhi kebutuhan perut kami daripada tidak makan sama sekali. 

            Malam harinya kami ngobrol-ngobrol dan heureuy (bercanda) sambil ditemani sereal hangat untuk mengahangatkan badan karena dinginnya malam. Walaupun dingin tapi kami tetap senang karena bisa melepas penat kami. Selepas itu kami pun tidur. Salah satu dari kami ada yang memiliki kebiasaan aneh saat tidur. Dia harus tidur menggunakan helm saat tidur. Terdengar konyol memang, karena kami saat itu berada di daerah pegunungan yang suhunya dingin. Coba kalian bayangkan saat berada di daerah pegunungan (biasanya) semakin tinggi daerah tersebut, semakin berkurang pula oksigen yang tersedia.  Lalu salah satu teman kami menggunakan helm saat tidur. Bisa mati konyol dia karena hal tersebut.

            Keesokan harinya kami pun menyiapkan sarapan pagi. Setelah sarapan, kami pun mengikuti kembali kegiatan yang sudah ditentukan jadwalnya. Tak lupa kami mandi untuk menjaga kebersihan  tubuh,  walaupun dinginnya  sampai ke tulang yang membuat badan kami cukup ngagorejat. Setelah  itu kami mencari potongan dahan atau kayu kering untuk persiapan api unggun malam hari dan untuk memasak. 

            Siang harinya kami pun berdiskusi mengenai kegiatan apa saja yang akan kami lakukan  pada malam hari seperti kegiatan jurit malam.  Di saat kami sedang serius berdiskusi ada salah satu teman kami yang selalu bercanda.  Dia memang nyaris tidak pernah serius saat kami berdiskusi. Hal itu pun menjadi hiburan tersendiri bagi kami. Setelah kami berdiskusi kami beristirahat sejenak dan makan siang.

            Sore harinya kami menyiapkan segala keperluan untuk kegiatan jurit malam tersebut. Karena memang medan atau jalur yang kami lalui untuk kegiatan jurit malam tersebut cukup berat. Sehingga kami harus melakukan persiapan yang benar- benar matang. Karena saat kegiatan tersebut, kami tidak hanya membawa tangan kosong dan lampu senter, kami juga membawa persediaan makanan selama kegiatan jurit malam berlangsung.

            Waktu pun mulai malam, kami makan malam terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan tersebut. Kemudian kami melakukan persiapan dan briefing terakhir terkait acara tersebut. Setelah itu kami pun tidur sejenak untuk menyegarkan badan. Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Tepat pukul 00.00 dini hari kami memulai kegiatan jurit malam tersebut. Sebelum berangkat kami pun membagi-bagi tugas. Diantara dari kami terutama perempuan, mereka mendapat tugas menjaga tenda. Sedangkan  laki-laki ada yang berjaga di area perkemahan dan ada yang berangkat ke jalur jurit malam. 

            Dengan keadaan kami yang masih agak mengantuk, kami berjalan menyusuri jalan yang gelap menuju jalur jurit malam sambil membawa dus yang berisi minuman dan makanan. Di tengah perjalanan kami berhenti sejenak untuk beristirahat untuk minum dan meluruskan badan. Karena memang barang yang bawa cukup berat  dan lokasi jurit malam pun cukup jauh dari area kemah kami. Setelah itu kami pun melanjutkan perjalan. Dengan hati-hati kami berjalan menuju lokasi ditemani sinar bulan dan bintang yang berkelip di langit. Kami membutuhkan waktu sekitar 15-25 menit untuk tiba di lokasi. 

            Sesampainya di lokasi kami pun langsung menuju ke jalur masing-masing. Namun entah mengapa jalur yang kami lewati seakan sangat jauh dan seakan-akan kami dibawa berputar- putar. Mungkin karena suasana gelap membuat kami merasa aneh. Walaupun saat itu kami juga ditemani oleh seorang pemandu. Jalur yang dilaluinya pun bisa dikatakan cukup terjal sehingga kami harus sangat berhati-hati. Kegiatan jurit malam tersebut ditargetkan tuntas sesudah subuh.

            Sekitar tiga  jam kami berada di jalur jurit malam tersebut, sambil menunggu teman- teman kami yang lainnya tiba, kami pun beristirahat dan membaringkan badan kami di atas kain yang kami bawa. Sambil ditemani kopi hangat kami pun sesekali ngobrol-ngobrol tentang perjalanan kami menuju lokasi jurit malam ini. Beberapa di antara kami ada yang tertidur karena kelelahan akibat kegiatan yang diikutin pada hari sebelumnya sangat padat

            Sekitar 1, 5 jam berselang , akhirnya teman-teman kami yang lain tiba. Setelah kami semua berkumpul, kami pun kembali melanjutkan perjalanan untuk kembali ke area berkemah dan tidak terasa kegiatan tersebut telah usai. Saat tiba di area berkemah, kami pun langsung beristirahat sekitar 3 jam. Kemudian sekitar jam setengah 10 pagi kami pun bangun dan sarapan. Setelah itu beberapa dari kami ada yang langsung mandi karena badan yang penuh keringat setelah mengikuti kegiatan jurit malam dini hari tadi.

            Tak terasa di hari yang terakhir ini kami hampir menuntaskan seluruh kegiatan. Di hari terakhir ini kegiatan kami banyak diisi oleh hiburan. Kemudian dilanjutkan dengan makan siang. Setelah itu ada kegiatan  ramah tamah. Hal tersebut diadakan agar keakraban diantara kami semakin terjalin dan semakin kuat satu sama lain.

            Setelah semua rangkaian kegiatan jurusan kami tuntas, kami pun bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Kami pun merapikan tenda yang kami dirikan dan berkemas untuk pulang. Kami pun berangkat kembali ke Bandung sekitar pukul setengah lima sore. Walaupun kami sangat lelah selama mengikuti rangkaian acara tersebut, namun kami tetap senang dan gembira. Setidaknya kami mendapat pengalaman berharga bagaimana cara menghargai alam dan bagaiamana bertahan hidup di alam bebas. Tidk hanya itu,  kami  juga dapat mempererat tali silaturahim, menambah keakraban dan menjaga kekompakan . 

            Mungkin sekian pengalaman saya dan teman-teman selama berada Taman wisata alam  Alam Gunung Puntang. Semoga menghibur para pembaca. Terima kasih.
           
           
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar